Apa Itu DNS? Pengertian, Fungsi, Cara Kerja, dan Cara Settingnya

DNS adalah sistem yang digunakan untuk menerjemahkan nama domain menjadi alamat IP. Tanpa DNS kita harus mengingat alamat IP website yang kita ingin kunjungi. Di artikel ini kita akan belajar mengenal apa itu DNS

Referensi gambar : https://student-activity.binus.ac.id/himti/wp-content/uploads/sites/13/2022/08/what-is-dns.png

DNS adalah sistem khusus yang digunakan untuk menerjemahkan nama domain menjadi alamat IP. Tanpa DNS kita harus mengingat alamat IP website yang kita ingin kunjungi misal https://1.1.1.1 alih-alih https://one.one.one.one.

Baik, contoh ini mungkin masih mudah diingat, 1 nya empat kali, bagaimana dengan 216.239.38.120? ini merupakan salah satu alamat IP google.com

Untuk mengetahui lebih lanjut penjelasan detail tentang DNS, Anda wajib baca pembahasan kali ini sampai akhir ya!

Apa itu DNS?

DNS merupakan kependekan dari Domain Name System yang berarti sistem nama domain. Banyak yang salah mengartikan DNS sebagai Domain Name Server.

DNS adalah sebuah sistem yang dirancang khusus untuk menerjemahkan nama domain menjadi IP Address. Tanpa DNS, anda harus menuliskan secara lengkap alamat IP sebuah website terlebih dahulu.

Tentu cara tersebut sangat merepotkan, mengingat angka IP Address lumayan panjang. Belum lagi kalau salah 1 digit atau lebih, Anda harus mengecek dan mengulanginya kembali. Jadi lebih banyak waktu terbuang. Iya kalau Anda memiliki IP Addressnya, kalau tidak kan harus mencarinya terlebih dahulu.

Berkat adanya DNS, pekerjaan Anda itu menjadi lebih ringkas dan cepat, tak lagi harus membuang waktu. Kini Anda hanya perlu mengingat nama domainnya saja dan mengetikkan pada address bar. Selanjutnya, DNS berperan langsung untuk menerjemahkan domain tersebut menjadi IP Address kepada perangkat komputer.

Misalnya saja Anda ingin mengunjungi Google, Anda tak perlu lagi menuliskan 216.239.38.120 lagi, cukup dengan mengetikkan google.com di address bar browser dan anda langsung mendapatkan halaman google.com

Sejarah DNS

Di awal adanya Internet, belum ada sistem DNS, lalu bagaimana cara mengenali komputer lain yang terhubung ke jaringan? menggunakan file hosts. File ini saat ini masih ada di sistem komputer dan tetap digunakan untuk mengenali komputer lain apabila diperlukan.

Di Windows file ini anda bisa temukan di c:\Windows\System32\Drivers\etc\hosts. Sementara di sistem keluarga UNIX seperti Linux, Free BSD atau MacOS anda bisa menemukan file hosts di /

Fungsi DNS

Sekarang kita akan membahas apa fungsi DNS. Berikut beberapa fungsi DNS yang perlu anda ketahui:

  • Menerjemahkan nama domain menjadi alamat IP ketika kita mengakses sebuah website
  • Verifikasi kepemilikan domain. Beberapa layanan pihak ketiga, misalnya Google Search Console dan Bing Webmaster Tools meminta kita menambahkan TXT atau CNAME record untuk menunjukkan kepemilikan website
  • Mencarikan server yang paling tepat untuk digunakan dalam pengiriman email (MX Record)
  • Kebijakan penerimaan email (TXT record untuk DMARC)
  • Memberikan server penerima email informasi email dari domain yang kita miliki diperbolehkan untuk dikirimkan dari server mana saja (TXT record untuk SPF record).

Itulah beberapa fungsi DNS paling utama yang akan bekerja secara dibelakang layar ketika kita sedang mengakses internet.

Kelebihan DNS

Kelebihan dari penggunaan DNS diantaranya:

1. Memudahkan pengguna berselancar di Internet

Dibanding harus mengingat beberapa deret angka pada IP Address, tentu jauh lebih mudah untuk mengingat nama website. Hadirnya DNS, menawarkan kemudahan dan kenyamanan untuk berselancar di internet. Karena DNS mampu menjadi jembatan komunikasi antara para pengguna internet dengan alamat IP server.

2. Penggunaan Menjadi Lebih Konsisten

Meski terdapat perubahan berkali – kali pada IP Address yang digunakan pada sebuah website, Anda tetap bisa menggunakan nama DNS sebelumnya, tanpa perubahan apapun.

Dengan begitu, meski ada berkali – kali perubahan pada IP Address, para pengguna tetap bisa mengakses dengan mudah sebuah website yang dituju.

Kapan IP address berubah? Misalnya pada saat kita pindah hosting dari satu provider ke provider lain.

3. Proses Konfigurasi Menjadi Lebih Mudah

Saat IP Address terjadi masalah, Anda bisa melakukan penggantian IP Address tersebut dengan sangat mudah. Yang perlu dilakukan adalah melakukan update data untuk proses pencocokan Nama Domain atau Sub Domain dengan Alamat IP. Untuk lebih jelasnya, nanti Anda bisa simak lebih detail pada pembahasan cara kerja DNS.

Bagian-bagian Nama Domain

Sama halnya dengan kode buku yang digunakan di perpustakaan, setiap bagian dari DNS menjelaskan tentang bagian dari domain. Perbedaan paling mencolok antara kode buku perpustakaan dan DNS adalah pada urutannya. Jika kode buku perpustakaan diurutkan dari depan, sedangkan DNS mengurutkannya dari belakang.

Misalnya pada URL “www.carabikin.website”. Maka cara baca kode tersebut sesuai dengan hirarki adalah “.”, “website”, “carabikin”, “www”. Jadi memang alamat ini dibaca dari belakang oleh server DNS.

1. Root Level Domain

Bagian ini bisa dikatakan sebagai bagian paling tinggi dari hirarki yang ada pada DNS. Wujudnya berbentuk titik dan berada di paling belakang. Root level domain tidak akan dilihat oleh pengguna dan hanya digunakan oleh DNS server.

2. Top Level Domain

Ekstensi yang letaknya terdapat tepat di depan Root Level Domain. Top Level Domain dibagi menjadi dua jenis yakni gTLD (Generic Top Level Domain) dan ccTLD (Country Code Top Level Domain). Contoh gTLD yang sering anda lihat adalah .com, .net dan .org. Sementara contoh ccTLD ada .id, .us dan .de.

Pada contoh domain diatas, TLD nya berupa gTLD .website

3. Second Level Domain

Bagian ini merupakan nama dari domain itu sendiri. Yang mana banyak digunakan sebagai identitas branding maupun identitas institusi. Namun, beberapa ccTLD menggunakan second level domain ini juga, misal .co.id, .net.id dan .go.id

Pada contoh domain diatas, second level domain nya adalah carabikin yang dalam contoh ini merupakan nama yang digunakan oleh website ini.

4. Third Level Domain

Bagian ini sering disebut sebagai subdomain. Yang mana bisa berdiri sendiri setelah domain utama. Domain bisa diibaratkan sebagai rumah, sedangkan subdomain adalah salah satu kamar yang ada di dalam rumah tersebut.

www merupakan third level domain dalam contoh yang kita gunakan diatas. contoh penggunaan third level domain lainnya misal ftp, blog, media, microsite, mail dan masih banyak lagi sesuai kebutuhan organisasi anda.

Anda bisa membuat subdomain maksimal hingga 127 level dan tiap subdomain maksimal 63 karakter. Panjang seluruh karakter domain maksimal 253 karakter.

Cara Kerja DNS

Server DNS mengubah URL dan nama domain menjadi alamat IP yang dapat dipahami dan digunakan komputer.

Mereka menerjemahkan apa yang diketik pengguna ke dalam browser menjadi sesuatu yang dapat digunakan mesin untuk menemukan halaman web. Proses penerjemahan dan pencarian ini disebut resolusi DNS atau DNS resolution.

Proses dasar resolusi DNS mengikuti langkah-langkah berikut:

  1. Pengguna memasukkan alamat web atau nama domain ke dalam browser.
  2. Browser akan melihat apakah domain yang dimasukkan pengguna ada di cache DNS browser. Apabila ditemukan maka browser akan langsung memulai proses loading halaman web yang diminta penggguna.
  3. Apabila tidak ditemukan di cache DNS browser, maka browser akan meminta ke sistem operasi untuk melakukan resolusi DNS yang diminta pengguna.
  4. Sistem operasi dalam komputer akan mengecek cache DNS miliknya, Apabila nama domain ditemukan di cache dan masih valid berdasarkan nilai time to live untuk nama domain tersebut maka sistem operasi akan mengembalikan ke browser.
  5. Apabila sistem operasi tidak menemukan nama domain tersebut di cache maka sistem operasi akan memulai proses resolve rekursif. Ini akan sangat bergantung pada bagaimana setting jaringan ditempat anda. Apabila komputer diset untuk menggunakan DNS lokal yang ada dikantor atau kampus anda, maka komputer akan melakukan kueri DNS ke resolver DNS lokal di tempat anda. Di beberapa tempat, misal jaringan internet FTTH di rumah, ISP biasanya men-setting router WiFi untuk langsung menggunakan DNS ISP.
  6. Permintaan masuk ke server DNS rekursif, yang juga disebut resolver rekursif, dan biasanya dikelola oleh penyedia layanan internet (ISP). Jika penyelesai rekursif memiliki alamat, itu akan mengembalikan alamat ke pengguna, dan halaman web akan dimuat.
  7. Jika server DNS rekursif tidak memiliki jawaban, ia akan menanyakan serangkaian server lain dalam urutan berikut: DNS Root Server , server nama domain tingkat atas (TLD), dan server nama otoritatif.
  8. Tiga jenis server bekerja sama dan terus mengarahkan ulang hingga mereka mengambil catatan DNS yang berisi alamat IP yang ditanyakan. Ini mengirimkan informasi ini ke server DNS rekursif, dan halaman web yang dicari pengguna dimuat. Server nama root DNS dan server TLD terutama mengarahkan ulang kueri dan jarang memberikan resolusi itu sendiri.
  9. Server rekursif menyimpan catatan A untuk nama domain, yang berisi alamat IP. Saat berikutnya menerima permintaan untuk nama domain itu, ia dapat merespons langsung ke pengguna alih-alih menanyakan server lain.
  10. Jika kueri mencapai server otoritatif dan tidak dapat menemukan informasi, ia mengembalikan pesan kesalahan.

Seluruh proses yang menanyakan berbagai server membutuhkan waktu sepersekian detik dan biasanya tidak terlihat oleh pengguna.

Server DNS menjawab pertanyaan dari dalam dan luar domain mereka sendiri. Ketika server menerima permintaan dari luar domain untuk informasi tentang nama atau alamat di dalam domain, itu memberikan jawaban otoritatif.

Ketika server mendapat permintaan dari dalam domainnya untuk nama atau alamat di luar domain itu, ia meneruskan permintaan ke server lain, biasanya yang dikelola oleh ISP-nya.

Tipe DNS Server

Ada beberapa jenis server yang terlibat dalam menyelesaikan resolusi DNS. Daftar berikut menjelaskan empat server nama dalam urutan kueri melewati mereka. Mereka memberikan nama domain yang dicari atau rujukan ke server nama lain.

Server rekursif

Server rekursif mengambil kueri DNS dari aplikasi, seperti browser web. Ini adalah sumber daya pertama yang diakses pengguna dan memberikan jawaban atas kueri jika telah di-cache atau mengakses server tingkat berikutnya jika tidak. Server ini dapat melalui beberapa iterasi kueri sebelum mengembalikan jawaban ke klien.

Root Server

Server ini adalah tempat pertama server rekursif mengirimkan kueri jika tidak memiliki jawaban yang di-cache. Server nama root adalah indeks dari semua server yang akan memiliki informasi yang ditanyakan. Server ini diawasi oleh Internet Corporation for Assigned Names and Numbers, khususnya cabang ICANN yang disebut Internet Assigned Numbers Authority.

Server TLD

Server root mengarahkan kueri berdasarkan domain tingkat atas – .com, .edu, atau .org di URL. Ini adalah bagian yang lebih spesifik dari pencarian.

Server nama otoritatif

Server nama otoritatif adalah pos pemeriksaan terakhir untuk permintaan DNS. Server ini mengetahui segalanya tentang domain yang diberikan dan menangani bagian subdomain dari nama domain. Server ini berisi catatan sumber daya DNS dengan informasi spesifik tentang domain, seperti catatan A. Mereka mengembalikan catatan yang diperlukan ke server rekursif untuk mengirim kembali ke klien dan menyimpannya lebih dekat ke klien untuk pencarian di masa mendatang.

Cara sederhana untuk melihat prosesnya adalah server rekursif terutama meminta atas nama pengguna dan server otoritatif terutama menjawab permintaan pengguna. Server root dan TLD menangani kueri saat berjalan dari server rekursif ke otoritas yang tepat.

Tipe Kueri DNS

Jenis kueri DNS berikut adalah yang utama yang terjadi di berbagai titik dalam resolusi DNS:

Recursive DNS Query

Adalah kueri yang terjadi antara server rekursif dan klien. Jawaban yang diberikan adalah resolusi nama lengkap atau pesan kesalahan yang mengatakan bahwa nama tidak dapat ditemukan. Kueri rekursif berakhir dengan jawaban atau kesalahan.

Iterative DNS Query

terjadi antara resolver rekursif, yang merupakan server DNS lokal, dan server nama nonlokal, seperti root, TLD, dan server nama otoritatif. Kueri berulang tidak menuntut resolusi nama; server nama mungkin merespons dengan rujukan. Server root merujuk server rekursif ke TLD, yang merujuknya ke server otoritatif. Server otoritatif memberikan nama domain ke server rekursif jika memilikinya. Kueri berulang diselesaikan dalam jawaban atau rujukan.

Non-Recursive DNS Query

adalah kueri yang sudah diketahui oleh resolver rekursif di mana mendapatkan jawabannya. Jawabannya di-cache di server rekursif atau server rekursif tahu untuk melewati root dan server TLD dan langsung menuju ke server otoritatif tertentu. Ini nonrekursif karena tidak perlu – dan, oleh karena itu, tidak ada permintaan – untuk kueri lagi. Kueri nonrekursif diselesaikan dalam jawaban. Jika resolver rekursif telah men-cache alamat IP dari sesi sebelumnya dan menyajikan alamat tersebut pada permintaan berikutnya, itu dianggap sebagai kueri nonrekursif.

Dalam proses DNS dasar, klien membuat kueri rekursif ke penyelesai rekursif, yang kemudian membuat serangkaian kueri berulang yang menghasilkan rujukan ke kueri berulang berikutnya. Akhirnya, kueri pergi ke server otoritatif, yang, jika penyelesai rekursif tahu itu akan menemukan jawabannya di sana, membuat kueri nonrekursif untuk mengambilnya. Informasi tersebut kemudian disimpan di resolver rekursif – lihat bagian “Caching DNS” – sehingga kueri nonrekursif dapat mengambilnya di masa mendatang.

Propagasi DNS

Propagasi DNS merupakan waktu yang dibutuhkan proses perubahan DNS record agar bisa konsisten dilihat dari seluruh Internet. Proses ini bersifat pull dan pasif dan bukan proses aktif.

Banyak yang salah memahami proses propagasi DNS ini sebagai proses push dimana server DNS Authoritative domain kita akan menghubungi server-server DNS resolver lain untuk memperbaharui data mengenai domain kita.

Jenis DNS Record

Macam – macam DNS secara umum terbagi menjadi 10 record, meliputi :

Catatan DNS adalah informasi yang dicari oleh kueri. Tergantung pada permintaan, klien atau aplikasi, informasi yang berbeda diperlukan. Beberapa catatan diperlukan, seperti catatan A.

Ada banyak jenis catatan DNS, masing-masing dengan tujuan mereka sendiri dalam menunjukkan bagaimana kueri harus diperlakukan. Catatan DNS umum adalah sebagai berikut:

Rekor. Ini adalah singkatan dari alamat dan menyimpan alamat IP domain. Catatan A hanya berlaku untuk alamat IPv4. Alamat IPv6 memiliki catatan AAAA sebagai gantinya, yang menggunakan format alamat IPv6 yang lebih panjang. Sebagian besar situs web hanya memiliki satu catatan A, tetapi beberapa situs yang lebih besar memiliki beberapa, yang membantu penyeimbangan beban dengan menyajikan catatan A yang berbeda kepada pengguna yang berbeda dalam lalu lintas yang padat. catatan NS. Catatan server nama ini menunjukkan server otoritatif mana yang bertanggung jawab untuk memiliki semua informasi tentang domain tertentu. Seringkali, domain memiliki server nama utama dan cadangan untuk meningkatkan keandalan, dan beberapa catatan NS digunakan untuk mengarahkan kueri ke mereka. Catatan TXT. Data TXT memungkinkan administrator untuk memasukkan teks ke dalam DNS. Tujuan awalnya adalah untuk menempatkan catatan yang dapat dibaca manusia di DNS, tetapi hari ini, catatan yang dapat dibaca mesin sering diletakkan di sana. Data TXT digunakan untuk mengonfirmasi kepemilikan domain, email aman, dan email balasan spam. catatan CNAME.

Caching DNS

Tujuan dari caching DNS adalah untuk mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan jawaban atas permintaan DNS. Caching memungkinkan DNS untuk menyimpan jawaban sebelumnya untuk kueri yang lebih dekat dengan klien dan mendapatkan informasi yang sama kepada mereka lebih cepat pada saat ditanyakan berikutnya.

Data DNS dapat di-cache di sejumlah tempat. Beberapa yang umum termasuk yang berikut:

Peramban. Sebagian besar browser, seperti Apple Safari, Google Chrome, dan Mozilla Firefox, menyimpan data DNS secara default untuk jangka waktu tertentu. Browser adalah cache pertama yang diperiksa ketika permintaan DNS dibuat, sebelum permintaan meninggalkan mesin untuk server DNS resolver lokal. Sistem Operasi (OS). Banyak OS memiliki penyelesai DNS bawaan yang disebut penyelesai rintisan yang menyimpan data DNS dan menangani kueri sebelum dikirim ke server eksternal. OS biasanya ditanyakan setelah browser atau aplikasi kueri lainnya. Penyelesai rekursif. Jawaban atas kueri DNS juga dapat di-cache pada resolver rekursif DNS. Resolver mungkin memiliki beberapa catatan yang diperlukan untuk mengembalikan respons dan dapat melewati beberapa langkah dalam proses resolusi DNS. Misalnya, jika resolver memiliki catatan A tetapi tidak memiliki catatan NS, resolver dapat melewati server root dan menanyakan server TLD secara langsung.

Keamanan DNS

DNS memang memiliki beberapa kerentanan yang telah ditemukan dari waktu ke waktu. Keracunan cache DNS adalah salah satu kerentanan tersebut. Dalam keracunan cache DNS, data didistribusikan ke penyelesai cache, menyamar sebagai server asal otoritatif. Data tersebut kemudian dapat menyajikan informasi palsu dan dapat mempengaruhi TTL. Permintaan aplikasi yang sebenarnya juga dapat dialihkan ke jaringan host yang berbahaya.

Seseorang dengan niat jahat dapat membuat situs web berbahaya dengan judul yang menyesatkan dan mencoba meyakinkan pengguna bahwa situs web itu nyata, memberikan akses peretas ke informasi pengguna. Dengan mengganti karakter dalam nama domain dengan karakter yang mirip – seperti mengganti angka 1 dengan huruf l, yang mungkin terlihat mirip – pengguna bisa tertipu untuk memilih tautan palsu. Ini biasanya dieksploitasi dengan serangan phishing.

Individu dapat menggunakan Ekstensi Keamanan DNS untuk keamanan. Mereka mendukung tanggapan yang ditandatangani secara kriptografis.

Bagaimana DNS Bisa Mempercepat Browsing

Server dapat menyimpan catatan A, atau alamat IP, yang mereka terima dari permintaan DNS untuk jangka waktu tertentu. Caching meningkatkan efisiensi, memungkinkan server untuk merespons dengan cepat saat berikutnya permintaan untuk alamat IP yang sama masuk.

Misalnya, jika semua orang di kantor perlu mengakses situs web yang sama pada hari yang sama, Server DNS lokal hanya perlu menyelesaikan nama satu kali, dan kemudian dapat melayani semua permintaan lain dari cache.

Lamanya record DNS disimpan dikenal sebagai time to live (TTL). TTL ini disertakan dalam jawaban ketika server DNS melakukan kueri DNS. TTL merupakan cara Authoritative DNS untuk memberi tahu DNS resolver berapa lama DNS record ini boleh disimpan.

Jangka waktu yang lebih lama mengurangi beban pada server, dan yang lebih pendek memastikan respons yang paling akurat.

Cara Setting DNS

Mari kita bahasa bagaimana cara setting DNS. Ini bergantung pada provider yang anda gunakan. Ada provider DNS yang fully managed dimana untuk tiap melakukan perubahan DNS record anda akan dibantu oleh tim dari provider DNS lewat tiket support. Sebagian besar provider mengizinkan anda melakukan perubahan dari dashboard atau tool yang disediakan.

Sebagai contoh cara setting DNS, kita akan belajar cara setting DNS di cPanel.

Cara Setting DNS di cPanel

Berikut ini adalah langkah demi langkah cara setting DNS di cPanel:

  1. Login ke bagian cPanel.
  2. Temukan Domains.
  3. Klik Zone Editor.
  4. Klik Domain dan lanjut klik Manage.
  5. Silahkan tambah record sesuai kebutuhan (A, AAA, CAA, CNAME, MX, SRV, maupun TXT).
  6. Save record yang sudah ditambahkan.
  7. Propagasi DNS membutuhkan masa tunggu 1 jam sampai 48 jam.
  8. Setting DNS sudah selesai.

Kesimpulan

Tulisan ini mencoba mengajak anda untuk belajar mengenai apa itu DNS, fungsi DNS, tipe DNS, tipe kueri DNS hingga cara setting DNS. Semoga tulisan ini bisa membantu anda memahami apa itu DNS dengan lebih baik.